https://static1.freebitco.in/banners/728x90-3.png
Kamis, 29 November 2018
Rabu, 28 November 2018
Linda : Mari menjadi kohati mar'atusholehah
Foto : Linda Kader HMI Wati Cabang Barru |
Pasca mengikuti training tersebut ada hal yang begitu menarik disaksikan dalam kehidupan muslimah, yang selama ini hanya menempatkan wanita sebagai manusia kelas kedua, menurut linda ternyata amat banyak peran wanita dalam mewujudkan tatanan masyarakat hingga sampai kehidupan bernegara selalu menjadi perhatian khusus dengan ide gagasan yang tidak sedikit dimotori oleh kaum wanita.
Saya bersama saudara saya Asrah mengikuti Penataran kohati dimajene tidak lain karena panggilan jiwa, hampir 5 jam perjalan menggunakan motor roda dua, tidak ada yang salah dengan menjadi kohati, hal ini insya Allah membulatkan komimen diri untuk menjadi Mar'atusholehah. kami kemudian mengharap semoga teman-teman terus termotivasi, serta mengikuti training seperti ini, khusunya Kader Hmi wati cabang Barru.
Kedepan Insya Allah kami akan melaksanakan kegiatan serupa di Cabang Barru, sehingga nantinya hal ini mendorong untuk dilaksanakan Musyawarah Kohati, dan menjadikan Kohati sebagai lembaga semi otonom Hmi. Tutup Linda.
Formasi jilid II Mendesak KEJATI mengusut tuntas kasus korupsi di Barru
Foto 1: Rudy kahar di Nomnom cafe (28/11) |
“Kami mendesak pihak Kejati untuk serius mengusut tuntas kasus dugaan korupsi, termasuk dugaan korupsi yang ada di Kabupaten Barru dan kasus 22 Unit Mobil DPRD Barru yang belum ada kesimpulan” Kata Rudi.
Rudy yang juga mantan aktivis UMI berharap agar kiranya pihak kejaksaan tidak pandang bulu dalam mengusut kasus dugaan korupsi di kabupaten Barru
Selain itu Rudy juga berharap agar pihak kejati segera menuntaskan kasus Mobil DPRD belum jelas penyelesaian yang pengadaan dan pengembaliannya tidak ada kesimpulan
“Kasus mobil telah lama di limpahkan dikejaksaan namun kasus tersebut mandek dan belum terproses oleh Pihak Kejati"
“Kasus tersebut sudah hampir 2 tahun bergulir namun sikap penegak hukum belum menunjukkan keseriusan dalam menuntaskannya"
Diketahui kasus ini menelan anggaran sebesar Rp4,4 Miliar, dari hasil tersebut tidak jelas peruntukan dan penyelesaiannya, dikarenakan mekanisme yang keliru serta pengembalian tanpa adanya kesimpulan yang membuat masyarakat bingung.
Sederhananya, bahwa setiap pelanggaran hukum yang menggunakan uang negara maka patut diduga terdapat tindak pidana didalamnya. namun hingga kini kasus tersebut masih di tutupi tanpa penyelesaian, kita hanya perlu transparansi para penegak hukum, tutup Rudy. (Rgb/iqb)
Warga Barru Keluhkan Sapi Berkeliaran di Alun-alun
Foto : Sapi Berkeliaran bebas pada malam hari di Alun-alun Colliq pujie (28/11) |
Sepekan terakhir ini, warga pengunjung Alun-alun colliq pujie Kabupaten Barru mengeluhkan sapi yang berkeliaran pada malam hari, Salah satunya sering terlihat di sepanjang jalan AP. Pettarani.
Suri mengatakan, kami mengeluh sapi-sapi tersebut karena dibiarkan berkeliaran dan memakan tanaman warga. Dan bukan itu saja, menurutnya keberadaan sapi yang terkesan dipelihara dengan cara dilepas ini juga mengganggu lalu lintas kendaraan, di jalan Pettarani Barru.
”Bagi yang punya tolong diakui sapi ini milik siapa, dan di ternak baik baik” ucap suri rabu (28/11). Karena lanjutnya, sampai sepekan terakhir ini sapi-sapi tersebut tidak ada yang mengaku siapa pemiliknya, dan keberadaan sapi ini sudah merugikan, karena memakan tanaman warga.
Foto 2: Sapi di sekitar taman rumput dekat lampu sorot. |
”Selain itu keberadaan binatang ternak ini juga mengganggu kenyaman warga karena dari kotorannya di Alun-alun yang di tentunya berbau,” tambah Suri
Dianggap tidak ada tuannya Atas pernyataan ini, banyak tanggapan agar yang memiliki sapi segera dipelihara atau dikandangkan. Selain itu ada juga yang menanggapi apabila tidak ada yang mengakuinya, sapi ini sepertinya sengaja dilepas kalau menghampiri tengah malam, Permasalahan sapi ternak yang dibiarkan berkeliaran ini juga dikeluhkan di beberapa titik bahkan ada yang hampir tertabrak oleh pengendara motor dan mobil.Sapi- sapi tersebut juga masuk ke are perumahan sekitar yang jumlahnya diperkirakan ratusan ekor. (Ab/uts)
Minggu, 25 November 2018
SAMSURYADI Al Barru minta DPRD Barru cabut penolakan Pembangunan Stadion Ramang
Foto : Samsuryadi sebagai pembaca doa pada Dialog Publik Gappembar (24/11) |
SAMSURYADI Al Barru minta DPRD Barru cabut penolakan Pembangunan Stadion Ramang
Enam fraksi yang kompak menolak pembangunan Stadion yang bakal menjadi kebanggaan Barru bahkan Sulawesi Selatan.
Samsuryadi, Ketua HMI MPO Sulselbar ini menyayangkan hal itu, padahal menurutnya Stadion itu sangat didambakan masyarakat sesuai janji Bupati Barru dalam sambutannya di setiap kegiatan kepemudaan dan olahraga.
Iya menyebut pembangunan Stadion tidak hanya sebagai ikon macan bola internasional asal Barru Ramang dan Stadion itu juga bakal bernama Stadion Ramang.
Ramang salah satu atlit dimasa hindia belanda yang turut mengharumkan nama bangsa, dan juga sebagai pencetus Rapat pemuda lewat sepak bola, di zamannya para pemuda pejuang pusing mencari tempat untuk rapat perlawanan terhadap penjajah karena setiap rapat ada yang mengrebek, dan ramang memulainya dengan rapat sambil memainkan bola bersama para pejuang di masa itu. Jejak historis ramang juga pernah mewakili Hindia Belanda dalam Piala dunia tahun 30an.
Tahun 2018 Suardi saleh Bupati Barru merencanakan membuat stadion bernama ramang namun akhirnya kandas akibat 6 fraksi DPRD Kab.Barru. Semestinya Dewan tidak cepat memutuskan untuk menolak pembangunan Stadion tersebut. Padahal Stadion dambaan kita sebagai penghargaan, dimana lahir sosok macan Bola dari Barru, PSM sudah melabeli dirinya sebagai wija ramang, patung ramang sudah diabadikan dilosari, tapi kenapa stadion ramang tidak bisa dihadirkan dibarru, kata Samsuryadi
Sebelumnya 6 Fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Barru menolak pembangunan Stadion yang rencannya berlokasi di Lajulo,Kelurahan Sepee, Kecamatan Barru,Kabupaten Barru.
6 Fraksi itu menurut Anggota DPRD Barru dari Fraksi DPRD Barru Rifai Muin menolak pembangunan tersebut karena masih banyak kebutuhan lain yang dianggap prioritas.
Juga kata Rifai, terkait angka kemiskinan di Barru yang perlu perhatian dibanding pembangunan stadion.
Samsuryadi melanjutkan, sejatinya proses pembangunan stadion ramang jangan di tolak, pembangunannya bisa dilakukan fase perfase, nanti kalau stadion sudah jadi, peruntukannya tidak hanya untuk sepakbola saja, tapi PORDA SULSEL pun Barru bisa jadi tuan Rumah, Kalau alAndi Muh Rum Bisa buat Pelabuhan dan pasar, Andi Idris bisa Buat alun-alun dan Islamic Center di Zamannya, Kenapa Suardi saleh tidak bisa bangun Stadion sebagai icon Barru yang lebih Maju. tutup mantan ketua HMI cabang Barru 2015-2016 ini. (Pers HMI)
Langganan:
Postingan (Atom)